Edith Project
Saya akan membahas mengenai Edith Project. Ia
merupakan salah satu orang jenius di dunia yang dikenal luas karena Edith Project, yang digambarkan melalui eksperimen dari ayahnya yang bernama Aaron
Stern. Edith Project ialah program pemeliharaan jenius yang ayahnya lakukan
kepada putrinya, Edith.
Edith Stern lahir pada tahun 1952, Ayahnya melatih
Edith anaknya itu sejak dia dilahirkan. Memutar musik klasik kepadanya,
menggunakan kartu bergambar dan kartu flash untuk mengajarinya setiap hari
bahkan dia baru berusia beberapa minggu. Sangat mengejutkan adalah awal
kecerdasannya yang terlihat ketika Edith berumur 5 tahun, Ia mendapatkan skor
196 dan 205 untuk hasil tes IQ tingkat kecerdasannya. Di umur yang sama, Edith
sudah menyelesaikan bacaannya, yaitu Ensiklopedi Britannica. Edith terdaftar di perguruan tinggi pada usia
12 tahun, mendapatkan gelar BS dalam matematika pada usia 15 tahun. Pada usia
16 tahun, Edith dipercayakan menjadi Asisten Profesor Matematika Abstrak di
Michigan State University. Dan sebelum mencapai usia ke 18 tahun, Edith meraih
gelar Ph.D nya dan mengklaim banyak gelar pascasarjana lainnya.
Sejak
tahun 1970, dia telah bekerja di IBM dan telah diakui atas banyakanya
kontribusinya dalam matematika terapan. Sekarang dia memegang lebih dari 128
paten dengan nama nya, Edith Stern di Amerika Serikat. Semua yang Edith
kerjakan, selalu dianggap pekerjaan yang sangat-sangat vital dalam kasus
komputasi waktu nyata. Dan Edith terus menerima banyak penghargaan termasuk
penghargaan prestasi seumur hidup di bidang teknik.
Aaron Stern telah berhasil menjadikan Edith Ann
Stern sebagai kelinci percobaan pada project-nya tersebut. Ia telah menanamkan
pendidikan secara progresif kepada putrinya sejak masih bayi dan pengajaran
yang diberikan pada putrinya selalu diasah setiap hari.
Maka, sisi yang menarik dari kisah Edith Stern ini ialah
banyak orang yang beranggapan bahwa banyak anak yang memiliki kecerdasan di
atas rata-rata berasal dari orang tua yang memiliki banyak kecerdasan; struktur
fisik otak diturunkan secara genetik.
Namun, Aaron Stern (ayahnya Edith Stern) beranggapan bahwa menjadi seorang jenius tidak ada hubungannya
dengan genetika, dan semua yang berkaitan dengan bagaimana seorang anak
dibesarkan dan dididik dengan baik. Kecerdasan pun tidak hanya berhubungan
dengan hal-hal yang berhubungan dengan dunia matematis. Karena setiap orang
dilahirkan berbeda begitu pula kecerdasan yang dimiliki oleh setiap orang juga
berbeda. Jadi tidak ada istilah anak yang bodoh atau orang yang bodoh. Jangan
sampai ada pikiran atau pandangan bahwa “saya bodoh dan tidak cerdas apalagi
pintar”, No, kita semua cerdas. Maka dari itu,
Kembangkan potensi yang sudah dimiliki.
Komentar
Posting Komentar